'ssskoor!!!' seekor Skorupi tampak hendak menyerangku saat sebelum.. aku merasakan sebuah benda berbentuk bulat di tangan kananku.
"Eh? apa ini? bunder-bunder. Tunggu.. ini Pokeball!!"
Dengan pasrah aku mencoba peruntungan mengeluarkan Pokemon yang mungkin ada di dalam Pokeball tersebut. Yah, kali aja isinya Rayquaza, huehuehue.
Aku hampir shock saat melihat apa yang di depanku. Seekor Pokemon menyerupai monyet dengan bagian bokongnya terbakar.. itu.. Sun Go Ko- Chimchar!!
Beruntung deh isinya bukan Bidoof, batinku dalam hati.
"HAHAHA, lihat Skorupi? sekarang aku punya monyet kecil ini! Walaupun jumlah kalian satu truk pun tidak akan bisa mengalahkan si kecil ini! HAHAHA!!" teriakku membanggakan diri, berharap para Skorupi dan takut dan pergi meninggalkan kami. Jelaslah aku tak mau bertarung, orang Chimchar hanya seorang diri, melawan Skorupi yang jumlahnya bejibun.
Para Skorupi kelihatannya takut mendengar kata-kataku tadi. Perlahan mereka mulai berjalan mundur meninggalkan kami, namun tetap dengan pandangan menatap kami. Dasar Pokemon bodoh, digertak saja takut, hahahaha. Setelah kira-kira jaraknya 100 meter para Skorupi meninggalkan kami, terdengar aungan yang sangat keras dari dalam gua...
'DRAAAAAAAAAAAPPP!!!'Suaranya sangat keras sampai membuat dinding gua tampak bergetar. Tak lama kemudian terdengar suara hentakan kaki yang keras. Perlahan, perlahan, suaranya semakin dekat kearah kami. Aku menolehkan pandangan ke belakang, dengan rasa takut yang amat sangat. Samar-samar mulai terlihat sosok besar dari dalam gua. Reflek ninjaku memaksaku untuk mundur, berjaga-jaga jika sosok itu akan menyerang. Tak lama kemudian nampaklah sosok besar dari dalam gua tadi. Kelihatannya perkiraanku kalau sosok itu adalah Pak Tarno itu salah, sosok besar itu adalah...
"Drapion!" teriakku ingin membuat suasana jadi tegang.
Pokemon yang disebut Drapion itu berjalan menuju kearahku. Begitu pula dengan para Skorupi yang dari tadi ada di belakangku, mereka kelihatannya jadi mendapat rasa percaya diri. Sial.
"Hahaha, jadi kau ketua dari para Skorupi lemah ini ya? Aku baru saja mau mencarimu untuk menantangmu, melawan jagoan neon, eh jagoan kecilku ini." bicaraku untuk sekali lagi mencoba menggertak mereka.
Tapi bukannya takut, Drapion dan gengnya malah sudah bersiap akan menyerang dengan ekornya yang beracun, runcing, menakutkan, bauk, pesing, butuk, pokoknya semua yang jijay dechh.
"C-Chimchar? bisakah kau membantuku? aku tahu aku memang tidak sengaja memanggilmu tapi..."
kata-kataku terhenti saat aku melihat Chimchar tersungkur tak berdaya di tanah, dengan tubuhnya yang keungu-unguan. Tunggu tubuh keungu-unguan? yaampun dia pasti penggemar berat grup Band Ungu! eh tunggu, ini tidak nyambung. Chimchar pasti keracunan! emang jajan apa sih dia sampe keracunan? minyak jelantah? Argh semuanya jadi semakin buruk!
"Heheh, D-Drapion, kau tahu, terkadang sesuatu yang akan kita lakukan tidak dapat terjadi, karena memang tidak dapat kita lakukan jadi.."
'DRAP!!' teriak Drapion memotong perkataanku.
"O-ok tuan Drapion, aku mengaku kalah. A-aku kenal dengan Mpok Ati lho. Mau ta-tanda tangannya? Atau mau makanan sisanya? haha hahaha," bicaraku gagap mencoba menangkan mereka. Hasilnya? gatotkacha. Drapion dan gengnya sudah seperti para cewek cantik yang ingin memukul-mukul kami dengan manja. Kali ini aku benar-benar pasrah. Sial, bahkan aku belom sempat nonton Yu-Gi-Oh! Zeal subs episode 33-35. Huhuhu, tragisnya hidupku...
"Tusuklah aku dengan bendamu itu," kataku pasrah, sebelum akhirnya Drapion dan gengnya meluncurkan serangannya padaku.
Waktu tampak berhenti sejenak. Aku melihat sekitar, semuanya berhenti, Drapion dan gengnya terlihat hendak menyerangku dengan nafsu yang sangat, hanya aku saja yang tidak berhenti bergerak. Sejenak aku merasa seperti di dalam film "The Matrix". Tapi aku heran, kenapa waktu bisa berhenti? dan kenapa aku tak terpengaruh?
"Hai manusiaa... hormati ibumuuu..." terdengar suara aneh di kepalaku.
"Apa? suara siapa itu? Uya Kuya?" tanyaku. Aku lihat Chimchar masih tersungkur tak berdaya di tanah dengan tubuhnya yang keungu-unguan. Jadi siapa?
"Aku hati nuranimuuu..." jawab suara itu.
"Awsum! apa kau tahu bagaimana istriku nanti? cantik tidak?" jawabku girang.
"Emang gue emakluuu..." kata suara itu seperti sedang mengejek.
"Aw c'mon! jadi kau siapa?" tanyaku kembali
"Tidak perduli siapa akuuu... yang terpenting sekarang adalah cepat bawa pergi anak munyuk itu dari siniii..." perintah suara itu.
"Anak munyuk? maksudmu Chimchar?" tanyaku bingung.
"Betul sekali cyiiin..." jawab suara itu mengiyakan.
"Tapi kemana? Bahkan aku tak tahu arah kemana harus pergi." tanyaku lagi seolah aku ini pembawa acara "Who Wants to be a Billionaire".
"Ikuti saja perintahkuuu..." petintah suara itu lagi.
Aku mengikuti petunjuk yang diberikan suara itu tadi. Aku membawa Chimchar yang sudah keracunan pergi dari tempat itu secepat mungkin. Setelah aku lari agak jauh meninggalkan Drapion dan gengnya, waktu kembali berjalan. Drapion dan gengnya kebingungan karena tiba-tiba mangsanya menghilang. Hanya perlu waktu beberapa detik bagi Drapion dan gengnya menemukan keberadaanku. Mereka mengejarku dengan kecepatan klimaks.
"Sial, lain kali aku buat cerita aku tak akan pernah ke padang pasir. NEVER!" teriakku dalam lariku.
Drapion dan gengnya semakin mendekat. Aku juga sudah kelelahan karena dari tadi berlari terus menerus sambil membawa Chimchar yang keracunan. Aku tak sanggup lagi berlari dan terjatuh di tengah padang pasir. Aku pikir sekarang seharusnya Drapion dan gengnya sudah sampai di tempatku dan membunuhku sekarang, tapi ternyata mereka sudah tidak ada di belakangku. Apakah lariku secepat itu? wow, Sena, kau kalah telak. Sejurus kemudian aku mengetahui kenapa Drapion dan gengnya sudah tidak lagi di belakangku, ternyata di depanku telah berhembus badai pasir dan menakutkan menuju kearahku. Aku mencoba berdiri tapi badanku sudah terasa sangat berat. Tak lama badai pasir itu sudah tepat di depanku. Sepintas aku melihat ada bayangan besar samar-samar di dalam badai pasir itu. Setelah itu? I'm fainted.
Bersambung