Seekor Pokemon monyet yang terbaring di depanku kini mulai membuka matanya. Pokemon itu kini sudah terbangun namun tetap di posisi terbaring. Dia melihatku dan Nurse Joy dengan tatapan ketakutan. Yea, dasar Pokemon aneh. Liat orang ganteng kok malah takut. Tapi ya, wajarlah, dia baru bangun tapi malah bertemu dua orang tidak dikenalnya. Apalagi sebelumnya dia terkena status poison. Hidupmu memang malang Chimchar.
"Eh.. Chimchar? Kesini monyet kecil.", kataku sambil menyelentikkan jariku seperti aku mau memanggil seekor Meowth saja. Aku memang belum terbiasa dengan Pokemon. Walaupun sedari kecil ayahku yang seorang... ah sudahlah aku tak mau mengingatnya lagi.
Chimchar masih tampak takut mendekati kami. Yaampun, apa aku emang sejelek itu? sampai-sampai Chimchar ini tidak mau mendekatiku. Huhuhu...
"Dasar ndeso. Cari di gugel dongz cara buat manggil Pokemon," ledek Nurse Joy yang cerewet itu. Sial, jika saja dia adalah komputer mungkin sudah aku mute volumenya.
"Kalau mau mendekati Pokemon kau juga tidak boleh ragu. Dekatilah dan rasakan perasaannya.. muach muach..." kata Nurse Joy memberiku saran sambil memeluk dirinya sendiri dengan bibirnya yang maju-maju seperti bebek.
Wow. Rupanya anak gaholz satu ini bisa memberi nasehat juga. Aku mencoba meresapi perkataan Nurse Joy tadi. Perlahan tapi pasti aku mendekati Chimchar yang ada di depanku. Namun, seperti tadi Chimchar masih terlihat ketakutan. Tapi aku tidak boleh menyerah! Aku mau menjadi duelist nomer satu di dunia! Masa mendekati Pokemon saja tidak bisa?!
"Tenang Chimchar imoetz. Aku tak akan melukaimu, kita pasti bisa jadi tem.." perkataanku terhenti saat tiba-tiba mulut Chimchar menembakkan percikan api-api kecil yang langsung mengenai mukaku!
"Waaaah!! Apa yang kau lakukan dasar monyet jelek!!" teriakku sesaat setelah mengetahui api yang ditembakkan Chimchar mengenai mukaku.
"Dasar duelist bodoh. Menenangkan Pokemon saja tidak bisa." ledek Nurse Joy.. lagi.
"Aku kan tidak tahu kalau jadi begini! Waaah aku harus operasi plastik!"
"Sudah, ke belakang sana bersihkan mukamu. Kelihatannya keadaan kalian sudah membaik. Kau sudah bisa membawa Chimchar pulang. Terimakasih telah berkunjung ke Pokemon Center kami. Jangan datang lagi, ya." kata Nurse Joy sambil meninggalkan ruangan. Dasar perempuan!
- - - - -
Aku sudah berada di luar Pokemon Center. Nurse Joy memang sudah memperbolehkanku pulang dan membawa Chimchar bersamaku. Bicara soal Chimchar, sekarang dia sedang tertidur.. lagi, dengan gaya aku menggendongnya bagaikan anakku sendiri. Argh, aku masih ingat kejadian memalukan tadi saat Pokemon ini menembakkan api ke mukaku. Dibalik muka pricelessnya ternyata terdapat jiwa yang mengerikan!
Kini aku sedang duduk di bangku sebuah taman di tengah kota. Taman ini memang tenang dan lingkungannya juga asri. Sangat aneh mengingat kota ini adalah sebuah kota di tengah gurun pasir. Perlahan aku lihat wajah Pokemon yang ada di pelukanku ini. Terlihat sebuah benda seperti cincin terpasang di tangan kanan Pokemon ini. Bentuknya aneh dan terlihat sangat kuno. Aku jadi teringat kata-kata Nurse Joy sebelum aku meninggalkan Pokemon Center tadi. Dia bilang dia pernah melihat benda yang ada di ekor Chimchar ini sebelumnya. Benda itu adalah benda yang menyegel kekuatan terpendam oleh pemiliknya. Namun dia tidak tahu kekuatan apa yang dimaksud itu.. Ah, tapi tak mungkin Chimchar ini punya benda keramat seperti itu. Mungkin hanya kebetulan saja.
"Disana! Disana! Akan ada duel!" teriak seorang laki-laki memecah ketenangan di taman ini sambil menunjuk pada dua orang yang saling berhadapan. Yang satu disebelahnya ada seekor Pokemon berbentuk naga kecil sementara orang yang satunya ada seekor Pokemon berbentuk tikus. Sebenarnya, aku tidak tahu apa itu naga dan tikus... Di buku hanya tertulis begitu. Apa ada yang bisa menjelaskan? Dunia ini membuatku bingung.
- - - - -
"Slash!" seorang duelist yang telah melakukan fuse dengan Pokemon naga kecil miliknya itu menyerang lawannya dengan senjata berbentuk pisau yang ada ditangannya. Lawannya terlihat tak bisa bertahan lagi dan release dengan Pokemonnya.
“Pemenangnya, Kaust Stellar!" teriak seorang lelaki yang bertindak sebegai duel ini.
Tak kusangka duel ini akan sangat cepat. Padahal kelihatannya baru lima menit dimulai. Duelist itu.. Kaust Stellar.. dia benar-benar kuat. Ya, setelah lelaki yang berteriak di taman tadi bilang ada duel tanpa pikir panjang pergi dan datang melihat duel ini. Hehehe, ikut-ikut aja sih sebenarnya.
"Kelihatannya cuma segitu itu saja kekutan para duelist di kota ini. Aku tak mau buang-buang waktu lagi. Release, Axew!" kata duelist bernama Kaust itu sombong dengan me-release Poke-Fusenya. Sial... jika saja aku bisa berduel.. aku pasti akan...
"Seperti perjanjian kita tadi, aku akan mengambil kalung berhargamu itu." kata Kaust sambil mendekati lelaki yang dilawannya tadi dan mengambil kalung yang ada di lehernya.
"Tu-tunggu.. aku masih bisa berduel.. Aku mohon berikan aku kesempatan melawanmu sekali lagi..” rintih lelaki yang telah dikalahkan oleh Kaust tadi. Dia berusaha berdiri dan hendak melawan Kaust lagi, padahal dia tahu badannya sudah tak kuat lagi. Aku jadi tak tega melihatnya.
"Sudahlah orang lemah sepertimu tidak akan pernah bisa melawanku. Kau hanya akan.." perkataan Kaust terhenti saat aku mendaratkan pukulan keras di wajahnya dan membuatnya jatuh ke tanah. Tunggu.. apa yang aku lakukan?!
Bersambung...
Sumber gambar: Buku seni rupa saya
"Eh.. Chimchar? Kesini monyet kecil.", kataku sambil menyelentikkan jariku seperti aku mau memanggil seekor Meowth saja. Aku memang belum terbiasa dengan Pokemon. Walaupun sedari kecil ayahku yang seorang... ah sudahlah aku tak mau mengingatnya lagi.
Chimchar masih tampak takut mendekati kami. Yaampun, apa aku emang sejelek itu? sampai-sampai Chimchar ini tidak mau mendekatiku. Huhuhu...
"Dasar ndeso. Cari di gugel dongz cara buat manggil Pokemon," ledek Nurse Joy yang cerewet itu. Sial, jika saja dia adalah komputer mungkin sudah aku mute volumenya.
"Kalau mau mendekati Pokemon kau juga tidak boleh ragu. Dekatilah dan rasakan perasaannya.. muach muach..." kata Nurse Joy memberiku saran sambil memeluk dirinya sendiri dengan bibirnya yang maju-maju seperti bebek.
Wow. Rupanya anak gaholz satu ini bisa memberi nasehat juga. Aku mencoba meresapi perkataan Nurse Joy tadi. Perlahan tapi pasti aku mendekati Chimchar yang ada di depanku. Namun, seperti tadi Chimchar masih terlihat ketakutan. Tapi aku tidak boleh menyerah! Aku mau menjadi duelist nomer satu di dunia! Masa mendekati Pokemon saja tidak bisa?!
"Tenang Chimchar imoetz. Aku tak akan melukaimu, kita pasti bisa jadi tem.." perkataanku terhenti saat tiba-tiba mulut Chimchar menembakkan percikan api-api kecil yang langsung mengenai mukaku!
"Waaaah!! Apa yang kau lakukan dasar monyet jelek!!" teriakku sesaat setelah mengetahui api yang ditembakkan Chimchar mengenai mukaku.
"Dasar duelist bodoh. Menenangkan Pokemon saja tidak bisa." ledek Nurse Joy.. lagi.
"Aku kan tidak tahu kalau jadi begini! Waaah aku harus operasi plastik!"
"Sudah, ke belakang sana bersihkan mukamu. Kelihatannya keadaan kalian sudah membaik. Kau sudah bisa membawa Chimchar pulang. Terimakasih telah berkunjung ke Pokemon Center kami. Jangan datang lagi, ya." kata Nurse Joy sambil meninggalkan ruangan. Dasar perempuan!
- - - - -
Aku sudah berada di luar Pokemon Center. Nurse Joy memang sudah memperbolehkanku pulang dan membawa Chimchar bersamaku. Bicara soal Chimchar, sekarang dia sedang tertidur.. lagi, dengan gaya aku menggendongnya bagaikan anakku sendiri. Argh, aku masih ingat kejadian memalukan tadi saat Pokemon ini menembakkan api ke mukaku. Dibalik muka pricelessnya ternyata terdapat jiwa yang mengerikan!
Kini aku sedang duduk di bangku sebuah taman di tengah kota. Taman ini memang tenang dan lingkungannya juga asri. Sangat aneh mengingat kota ini adalah sebuah kota di tengah gurun pasir. Perlahan aku lihat wajah Pokemon yang ada di pelukanku ini. Terlihat sebuah benda seperti cincin terpasang di tangan kanan Pokemon ini. Bentuknya aneh dan terlihat sangat kuno. Aku jadi teringat kata-kata Nurse Joy sebelum aku meninggalkan Pokemon Center tadi. Dia bilang dia pernah melihat benda yang ada di ekor Chimchar ini sebelumnya. Benda itu adalah benda yang menyegel kekuatan terpendam oleh pemiliknya. Namun dia tidak tahu kekuatan apa yang dimaksud itu.. Ah, tapi tak mungkin Chimchar ini punya benda keramat seperti itu. Mungkin hanya kebetulan saja.
"Disana! Disana! Akan ada duel!" teriak seorang laki-laki memecah ketenangan di taman ini sambil menunjuk pada dua orang yang saling berhadapan. Yang satu disebelahnya ada seekor Pokemon berbentuk naga kecil sementara orang yang satunya ada seekor Pokemon berbentuk tikus. Sebenarnya, aku tidak tahu apa itu naga dan tikus... Di buku hanya tertulis begitu. Apa ada yang bisa menjelaskan? Dunia ini membuatku bingung.
- - - - -
"Slash!" seorang duelist yang telah melakukan fuse dengan Pokemon naga kecil miliknya itu menyerang lawannya dengan senjata berbentuk pisau yang ada ditangannya. Lawannya terlihat tak bisa bertahan lagi dan release dengan Pokemonnya.
“Pemenangnya, Kaust Stellar!" teriak seorang lelaki yang bertindak sebegai duel ini.
Tak kusangka duel ini akan sangat cepat. Padahal kelihatannya baru lima menit dimulai. Duelist itu.. Kaust Stellar.. dia benar-benar kuat. Ya, setelah lelaki yang berteriak di taman tadi bilang ada duel tanpa pikir panjang pergi dan datang melihat duel ini. Hehehe, ikut-ikut aja sih sebenarnya.
"Kelihatannya cuma segitu itu saja kekutan para duelist di kota ini. Aku tak mau buang-buang waktu lagi. Release, Axew!" kata duelist bernama Kaust itu sombong dengan me-release Poke-Fusenya. Sial... jika saja aku bisa berduel.. aku pasti akan...
"Seperti perjanjian kita tadi, aku akan mengambil kalung berhargamu itu." kata Kaust sambil mendekati lelaki yang dilawannya tadi dan mengambil kalung yang ada di lehernya.
"Tu-tunggu.. aku masih bisa berduel.. Aku mohon berikan aku kesempatan melawanmu sekali lagi..” rintih lelaki yang telah dikalahkan oleh Kaust tadi. Dia berusaha berdiri dan hendak melawan Kaust lagi, padahal dia tahu badannya sudah tak kuat lagi. Aku jadi tak tega melihatnya.
"Sudahlah orang lemah sepertimu tidak akan pernah bisa melawanku. Kau hanya akan.." perkataan Kaust terhenti saat aku mendaratkan pukulan keras di wajahnya dan membuatnya jatuh ke tanah. Tunggu.. apa yang aku lakukan?!
Bersambung...
Sumber gambar: Buku seni rupa saya